Berfikir Dengan "Logika" Dan Belajar Dengan "Perasaan"







Pernahkah kamu merasa muak dengan keadaan yang sedang dihadapi? Muak dengan semua yang kamu lakukan bahkan dengan orang lakukan. Seakan terkurung tapi tidak ingin lepas. Seakan sakit tapi tetap memaksa untuk tidak sembuh. Apa salahnya ? Tidak salah hanya saja terlihat ada yang salah. Saat sudah merangkul pasti kamu selalu ingin dia menjadi milikmu. Dalam kenyataannya belum tentu semua bisa berjalan sesuai dengan keinginanmu, bukan ?.

Terlalu banyak pertanyaan yang terlintas saat kita sedang berfikir dengan logika, tapi apakah mungkin perasaanmu akan memiliki banyak pertanyaan seperti ini. Mungkin tidak tapi juga mungkin sebaliknya. Tergantung bagaimana kamu akan menyalahkan dirimu atas dia. Apakah kamu akan menentang dengan teguh atau kamu tetap membiarkannya untuk berada pada khayalanmu tapi membuatmu merasa buruk dan bahkan akhirnya membenci dirimu sendiri.

Setiap orang punya pilihan dalam hidup. Saat kecewa mungkin kamu akan selalu melihat awan yang gelap, keadaan apapun akan terlihat menjadi buruk, setiap hari akan selalu terasa seperti hujan yang akan terus membasahi pipimu. Tidak salah, karena itu berarti kamu mempunyai usaha didalamnya, ada harapan lebih tentang sesuatu yang sangat kamu inginkan, kamu menghabiskan waktumu untuk hal yang terlihat sia-sia tapi kamu percaya kalo yang kamu lakukan akan membawa kebaikan pada perasaanmu.


Ada satu lagi pertanyaan yang sangat mengganjal saat kamu memikirnya kembali ? Mungkinkah menunggu itu salah? Lagi-lagi jawabannya hanya ada pada dirimu. Kamu yang akan menentukan apa yang kamu lakukan kedepannya. Sangat berat namun alam akan bertanggung jawab atas pilihan yang akan kamu ambil. Menjadikan suatu keadaan lebih baik itu tergantung dari sudut pandang seseorang. Buatku ketika kamu sudah muak dengan suatu sikap dan keadaan, mungkin kamu harus memperbaikinya. Bukankah hidup itu nyata, kenapa kamu hanya terus ingin bersama dengan bayangan?. 

Sesuatu hal yang aneh, bukan ?. Percayalah, ini tidak semudah seperti yang orang lain katakan. Kata kuncinya adalah kebahagiaan, karena kamu sudah bahagia hidup bersama bayangannya. Apakah itu hal yang bodoh? Ya, sangatlah bodoh tapi sekali lagi logika dan perasaan bukan hal yang bisa kita anggap sama. Ketika penantianmu terasa sudah tidak lagi diharapkan maka kamu hanya perlu tidak menunggu. Biarkan saja waktu yang memberimu sebuah jawaban.


Kata kunci kedua adalah kamu harus sadar. Karena hanya dengan kamu menjadi sadar maka logikamu juga akan mendukungmu. Kamu tidak akan menjadi orang yang lagi bodoh bahkan lemah. Kamu akan terlihat kuat walau sebenarnya tidak sekuat pandangan orang lain terhadapmu saat itu. Didalam otakmu akan ada banyak pertanyaan tentang kebodohan yang kamu lakukan namun itu hanyalah sebuah proses untuk mendapatkan kepercayaan dirimu kembali. Awalnya, mungkin kamu akan menyalahkan keadaan terhadap dirimu tapi ketahuilah saat kamu sadar perasaanmu juga akan terasa lebih baik. 

Kamu akan kembali tersenyum walau terasa sakit. Kamu akan terlihat bahagia walau kamu terkurung. Sekali lagi itu adalah proses yang harus dilalui bukan dihindari. Proses ini akan membantumu sembuh dan menjadi orang bebas kembali. Dan pada saatnya, kamu akan bisa membuangnya, melemparnya kembali saat dia ingin kembali dan menutupnya seperti buku harian yang sudah tidak terpakai. Bukankah itu akan menyenangkan ? Hanya membayangkannya saja sudah membuat tersenyum. Kuatlah dan jadikan logikamu sebagai pilihan utama saat kamu terluka tanpa harus mengabaikan perasaanmu. Karena perasaanmu yang akan membuatmu belajar bagaimana menghadapi sesuatu. 

Komentar