Disebuah hutan hidup lah seekor gajah bernama Boo yang selalu terlihat ceria dan mempunyai banyak teman. Tetapi, walaupun begitu Boo sangat kesepian. Sesaat Boo melamun dan menikmati angin, ular datang dan menghampirinya. Ular itu bernama Sniker. Sniker perlahan-lahan mendekati tubuh Boo yang besar. Sesaat Sniker mulai berada dikaki Boo, tiba-tiba Boo tersentak bangun karena kaget.
“ Oh Sniker, ternyata
km.” Boo terlonjak dari tempat berbaringnya.
“ Apa yang km lakukan
disini Boo?” kata Sniker yang kaget karena terjatuh dari kaki Boo.
“ Aku hanya sedang
berbaring sebentar, karena aku lelah.” Jawab Boo.
“ Boo, teman-teman
menunggumu dihutan. Ayo kita kesana.” Seru Sniker mengajak Boo.
Boo tersenyum dan
bangun dari duduknya. Boo dan Sniker berjalan dengan senang kehutan. Sambil bernyanyi
bersama. Terlihat dari jauh Lebi seekor anak monyet yang melambaikan tangan
pada Boo.
“ Paman Boo, kemari.” Teriak Lebi dari
kejauhan.
Boo menyambut
lambaian tangan Lebi dengan gembira sambil menggoyangkan belalainya keatas kemudian Boo dan Sniker menghampiri Lebi, Sio (anak
singa), Bitan (seekor kura-kura) dan Buni (anak kelinci).
“ Hai paman Boo, apa
kau siap bermain hari ini?.” Kata Sio sambil menggoyang-goyangkan ekornya.
“ Tentu saja, mari
kita mulai. Tetapi kalian harus ingat peraturan permainan jangan
masuk kedaerah hutan terlarang.” Seru Boo.
“ iya paman Boo.”
Jawab Lebi, Sio, Bitan dan Buni secara serentak.
“ Baiklah kita mulai
sekarang, sudah mengambil posisi masing-masing?
Bersiap....... dan mulai.” Boo menghitung aba-aba.
Lebi, Sio, Bitan dan
Buni sudah bersiap diposisi masing-masing. Terlihat wajah yang sangat serius dari mereka terkecuali Bitan yang
tampak santai saja. Setelah
Boo selesai memberi aba-aba dan mengangkat belalainya, mereka mulai berlari
sekuat-kuatnya. Bitan pun tertinggal jauh dibelakang. Tanpa menyerah Bitan terus melakukan
pertandingan.
20 menit kemudian,
Sio yang sampai
kegaris finish lebih dulu daripada Lebi.
“ Yes, aku yang
menang.” Kata Sio kegirangan.
Kemudian disusul
dengan Lebi dan Buni. Seperti biasanya Bitan memang selalu sampai paling
terakhir sekitar 10 menit dari Sio, Buni dan Lebi. Mereka pun menunggu bersama
sambil beristirahat sejenk. Boo dan Sniker tetap setia menunggu Bitan digaris
finish.
Setelah 10 menit
sudah berlalu Bitan tidak kunjung datang.
“ Kemana Bitan?” kata
Boo mulai gelisah.
“ Mungkin dia agak
sedikit terlambat.” Kata Sniker yang mencoba menenangkan Boo.
5 menit kemudian.Bitan pun tidak kunjung datang.
“ Paman Boo, Bitan
kemana?.” Tanya Lebi pada Boo.
“ Kalian tunggu
disini bersama Sniker, paman Boo yang mencari Bitan.” Kata Boo mulai panik.
Boo mulai berjalan
kehutan dan mencari Bitan. Boo takut kalau Bitan masuk ke hutan terlarang
tersebut. Hampir setengah jam Boo mencari tetapi Bitan belum ketemu juga.
Akhirnya, Boo memutuskan untuk mencari Bitan keseluruh hutan dan termasuk hutan terlarang tersebut.
Sementara Sniker menjaga yang lain, Boo tetap melanjutkan mencari Bitan. Setelah mencari hampir seharian, Boo akhirnya
sampai kepemukiman penduduk. Boo baru melihat tempat ini selama dia tinggal
dihutan. Ternyata tanpa Boo sadar dia sudah berjalan begitu jauh dari hutan.
Tempat yang baru bagi
Boo, dimana dia tahu harus berhati-hati ditempat itu. Kemudian Boo memutuskan
untuk perlahan-lahan masuk ke perkampungan itu. Tidak lama Boo berjalan, dia
menemukan sebuah kereta yang didalamnya ada seekor panda dan anak panda yang
ada didalam box. Boo bertanya-tanya dalam hatinya “sedang apa mereka disitu”,
kemudian Boo mulai menghampiri ibu dan anak panda tersebut.
“ Ibu panda, apa yang
kamu lakukan didalam box ini?.” Tanya
Boo yang mengagetkan ibu panda.
“ Aku disini karena
tadi aku tertangkap oleh manusia.” Jawab ibu panda sambil menggendong anaknya.
Boo kemudian duduk disebelah
box itu.
“ Apa kamu juga
mengalami hal yang sama?.” Kata ibu panda pada Boo.
“ Tidak, tetapi aku
hanya sedang mencari temanku sikura-kura bernama Bitan, apa kamu melihatnya
lewat sini?.” Seru Boo pada ibu panda tersebut.
“ Aku tidak melihat
kura-kura lewat sini. Tetapi sebaiknya kamu kembali kehutan sekarang sebelum
para manusia itu melihat kamu.” Kata ibu
panda yang menyuruh Boo untuk kembali ke hutan.
Raut wajah Boo pun
terlihat semakin sedih karena Bitan belum dia temukan. Tiba-tiba dari arah depan
Boo datang beberapa manusia yang menuju kearah ibu panda tersebut.
“ Kamu cepatlah
bersembunyi .” kata ibu panda kepada Boo.
Boo pun berlari
kearah pepohonan untuk bersembunyi. Disitu Boo melihat para manusia itu membawa
ibu panda kedalam suatu tenda. Kini Boo tau maksud dari kata-kata ibu panda
kepadanya. Saat memutuskan untuk kembali kehutan, Boo kembali menengok anak
panda tersebut. Dia tidak tega meninggalkan anak panda itu sendirian.
“ Apa anak panda itu
aku bawa saja kehutan.” Kata Boo sambil melihat anak panda itu.
Akhirnya Boo kembali
menghampiri anak panda yang kecil tersebut. Dia melihat kekanan, kiri, depan
dan belakang untuk berjaga-jaga kalau tempat itu sudah cukup aman baginya untuk
menolong anak panda ini. Terlihat pintu
box itu tidak dikunci kembali oleh para manusia itu, Boo bergegas masuk dan
membawa anak panda itu dengan belalainya.
Perlahan-lahan dia mengangkat anak
panda itu kemudian Boo berlari menuju hutan. Setelah Boo merasa
sudah cukup jauh dari perkampungan tadi, Boo menaruh anak panda itu
dipunggungnya. Anak panda itu terlihat senang berada bersama Boo. Boo juga merasakan hal yang sama. Boo
menganggap anak panda itu seperti anaknya sendiri. Hari pun sudah mulai gelap
dan Boo memutuskan untuk mencari tempat beristirhat yang aman untuk nya dan
anak panda ini. Setelah menemukan tempat
yang nyaman, Boo menurunkan anak panda dari punggungnya dan membaringkannya
diatas daun kering yang berjatuhan ditanah.
“ Selamat tidur anak
panda.” Seru Boo kepada anak panda itu sambil membaringkan badannya disebelah
anak panda dan menaruh belalainya diatas anak panda tersebut agar anak panda
merasa nyaman.
Pagi hari menjelang.
Matahari kini mulai
terbit menandakan waktu sudah pagi. Boo terbangun, dan melihat anak panda itu
tersenyum padanya. Boo pun bangun dan mulai mengangkat anak panda tersebut
dengan belalainya kembali. Kemudian Boo kembali berjalan untuk menemukan air
dan makanan untuknya dan anak panda tersebut.
Boo memberikan makan anak panda itu berupa buah-buahan yang segar, yang
dia petik dari pohon, terlihat hewan-hewan lain
yang melakukan aktivitasnya seperti biasa. Setelah mereka makan, Boo
mengajak anak panda itu kesungai untuk minum. Setelah sampai disungai dan
minum, Boo bertemu dengan Sniker.
“ BOO! Kamu kemana
saja? Bitan sudah kembali, ternyata dia tertidur saat pertandingan karena
kelelahan.” Kata Sniker.
“ Benarkah itu?” Boo
kaget.
Sebenarnya Boo hampir
lupa mencari Bitan saat ada anak panda ini bersamanya.
“ Dan itu siapa
dipunggungmu?” tanya Sniker penasar.
“ Kemarin saat
mencari Bitan aku bertemu dengannya, kemudian karena aku tidak tega
meninggalkannya jadi kubawa dia bersamaku.” Jawab Boo sambil tertawa kecil.
Sniker masih terlihat
heran dengan anak panda tersebut. Akhirnya Boo dan Sniker membawa anak panda
itu ketempat mereka dan menjaga anak panda itu seperti keluarga mereka sendiri.
Sniker berusaha menjadi seorang ibu dan Boo berperan sebagai paman anak panda
tersebut. Namun sejak saat itu Boo tidak pernah lagi menemukan ibu panda itu
lagi, tetapi Boo senang karena seluruh teman-temannya membantu merawat anak
panda ini. Dan anak panda ini diberi nama “Panbo”.
To Be Continue ....
Komentar